Salah satu cara yang sangat penting untuk melestarikan Batik Batang adalah dengan melibatkan generasi muda dalam proses pembuatan batik. Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan, menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya minat anak muda terhadap warisan budaya Batik Batang. Ia menekankan bahwa keunikan batik yang telah ada sejak lama kini terancam punah, terutama dengan berkurangnya jumlah pembatik tradisional.
Inisiatif William Kwan untuk Pelatihan Membatik
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, William Kwan tetap semangat dan memulai serangkaian pelatihan membatik secara mandiri. Dalam acara “Gelar Inovasi Batik Batang: Yang Muda Saatnya Berkarya” yang diselenggarakan di SMKN 1 Warungasem, Batang, Jawa Tengah, ia mengungkapkan bahwa dari 20 peserta pelatihan yang mengikuti program tersebut, telah muncul satu pembatik muda yang masih aktif berkarya.
“Ini menunjukkan bahwa jika pola pelatihan ini diterapkan lebih luas, bahkan di daerah yang bukan penghasil batik, kita bisa melahirkan pembatik muda baru,” ujar William Kwan.
Pendidikan yang Mendukung Inovasi Batik
SMKN 1 Warungasem dipilih sebagai tempat pelatihan karena fasilitas pendidikannya yang memadai dan lingkungan yang kondusif untuk menuntut ilmu serta berkarya.
Apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Batang
Pelaksana Harian Bupati Batang, Suyono, memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini dan menekankan pentingnya inovasi untuk menjaga kelestarian Batik Batang.
“Kegiatan pelatihan ini adalah bentuk inovasi bagi anak muda yang berusaha meneruskan warisan budaya dari para pendahulu mereka. Kami memberikan dukungan dengan dana sebesar Rp100 juta untuk mendorong regenerasi pembatik,” kata Suyono.
Penyediaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)
Sebagai langkah untuk regenerasi, Pemerintah Kabupaten Batang juga telah menyiapkan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang memberikan pelatihan membatik sesuai dengan visi dan misi daerah.
“Hasil pelatihan ini akan terus dipromosikan baik di tingkat lokal maupun nasional, dan keberadaan KITB bisa menjadi media promosi yang efektif,” jelas Suyono.
Dukungan SMKN 1 Warungasem
Kepala SMKN 1 Warungasem, Suyanta, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Wakil Bupati Suyono dalam mendukung regenerasi pembatik muda.
“Alhamdulillah, bantuan sebesar Rp100 juta akan digunakan untuk mengembangkan batik Batang, membeli peralatan, bahan, dan biaya pelatihan,” ungkap Suyanta.
Mentor Ahli di Bidang Fashion Batik
Pelatihan ini tidak hanya mendapat dukungan dari pemerintah, tetapi juga mendapat bimbingan dari para ahli di bidang fashion batik. Desainer Patricia Sandjaja dan seniman visual Firman Lie dari Phalie Studio, Jakarta, ikut berperan sebagai mentor untuk mengasah kreativitas peserta dalam menciptakan produk batik berkualitas.
Mereka membantu peserta untuk mempelajari teknik-teknik inovatif, tanpa mengorbankan keaslian motif Batik Batang. Salah satu peserta pelatihan, Adelia Zilfa Kirana, siswi SMAN 2 Batang, berbagi pengalaman tentang manfaat yang didapatkan dari pelatihan ini.
Manfaat Pelatihan untuk Peserta
“Pelatihan ini sangat menginspirasi saya untuk membuka usaha berbasis kain batik. Saya berharap program ini dapat terus berjalan dan berkembang, sehingga Batik Batang tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga bisa menjadi sumber perekonomian yang berkelanjutan,” kata Adelia.
Harapan untuk Kelestarian Batik Batang
Dengan adanya upaya pelatihan dan regenerasi pembatik muda ini, diharapkan Batik Batang dapat terus lestari dan berkembang, serta menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Refrence : Liputan6