Quarter life crisis adalah masa penuh kebingungan dan kecemasan tentang arah hidup, yang sering dialami oleh individu usia 20-an. Perasaan tidak pasti soal karier, hubungan, hingga masa depan bisa membuat seseorang merasa tertekan dan kehilangan arah. Tapi tenang, kamu tidak sendirian. Fase ini wajar terjadi dan bisa dihadapi dengan langkah-langkah sederhana yang tepat.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di International Journal of Behavioral Development, sebanyak 39 persen pria dan 49 persen wanita mengalami quarter life crisis di usia muda, umumnya antara usia 18 hingga 30 tahun. Ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari generasi muda menghadapi gejolak emosional yang sama.
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah kondisi ketika seseorang merasa terjebak dalam ketidakpastian hidup, mempertanyakan tujuan, dan merasa takut tidak bisa memenuhi harapan pribadi atau sosial. Mereka yang mengalaminya cenderung mempertanyakan jalan hidup yang ditempuh, terutama dalam hal karier, hubungan, dan eksistensi diri di tengah masyarakat.
Jika kamu sedang berada di fase ini, berikut beberapa cara bijak untuk menghadapi dan mengelolanya:
1. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Salah satu pemicu terbesar quarter life crisis adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Di era media sosial, mudah sekali melihat kesuksesan orang lain dan merasa tertinggal. Tapi ingat, setiap orang punya garis waktu dan perjalanan hidup yang berbeda.
Tidak semua yang terlihat “sukses” di luar sana benar-benar bahagia. Fokuslah pada prosesmu sendiri dan rayakan pencapaian sekecil apa pun. Dengan begitu, kamu akan lebih damai dan percaya diri dalam menapaki langkah hidupmu.
2. Cintai dan Hargai Dirimu Sendiri
Alih-alih mengkritik diri, belajarlah untuk menghargai dan mencintai dirimu sendiri. Sadari bahwa kamu sudah berjuang sejauh ini dan itu bukan hal yang mudah. Lihat kembali apa saja hal baik yang pernah kamu lakukan, sekecil apa pun.
Penuhi kebutuhan emosionalmu, rawat kesehatan mental, dan lakukan hal-hal yang kamu sukai. Ketika kamu mencintai dirimu sendiri, kamu akan lebih kuat menghadapi tekanan hidup.
3. Ceritakan Kekhawatiranmu ke Orang yang Kamu Percayai
Jangan biarkan diri terus memendam perasaan. Bicara dengan orang yang kamu percaya—entah itu sahabat, pasangan, atau keluarga—dapat memberikan kelegaan dan perspektif baru. Validasi emosi itu penting, karena kamu berhak didengar dan dimengerti.
Membicarakan keresahan bisa membantumu merasa lebih ringan, serta menyadari bahwa kamu tidak sendiri dalam perjalanan ini. Banyak orang seusiamu menghadapi tantangan yang sama, meski tak semua menunjukkannya.
4. Investasi Diri: Waktu, Ilmu, dan Pengalaman
Gunakan masa ini untuk mengembangkan diri. Coba hal-hal baru, ikuti pelatihan, atau gali kembali passion yang sempat terlupakan. Menginvestasikan waktu dan energi untuk menambah wawasan dan skill akan membantumu membangun masa depan yang lebih terarah.
Kamu bisa mulai dengan hal sederhana seperti membaca buku, mengikuti kelas daring, hingga menjelajahi bidang baru yang mungkin cocok dengan minatmu. Semua ini adalah langkah kecil yang bisa membuka pintu besar di masa depan.
Penutup: Quarter Life Crisis Adalah Proses, Bukan Kegagalan
Quarter life crisis bukanlah tanda kelemahan, melainkan bagian dari proses pendewasaan. Setiap orang punya fase untuk ragu, bingung, bahkan merasa gagal. Tapi dari sinilah kamu akan belajar untuk lebih mengenal diri dan membentuk arah hidup yang kamu inginkan.
Jadi, jangan takut. Tarik napas, ambil langkah perlahan, dan percaya bahwa kamu akan sampai di tempat terbaikmu, pada waktunya.
Refrence : Halodoc
