Bullying atau perundungan adalah tindakan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional, yang dilakukan secara berulang. Bentuknya bisa bermacam-macam—mulai dari memukul, mengejek, hingga mengucilkan seseorang. Tindakan ini bisa berlangsung lama dan menimbulkan dampak serius.
Remaja menjadi kelompok yang paling rentan mengalami bullying, baik sebagai korban maupun pelaku. Di usia ini, seseorang cenderung lebih emosional, impulsif, dan belum memiliki kematangan dalam mengelola konflik sosial.
Sayangnya, bullying tak hanya menyakiti fisik, tapi juga memengaruhi kesehatan mental. Korban bullying bisa mengalami stres berat, gangguan tidur, kehilangan percaya diri, bahkan depresi. Maka dari itu, penting untuk tahu cara yang tepat mengelola stres agar tidak berdampak jangka panjang.
Jenis-Jenis Bullying yang Sering Terjadi
Beberapa contoh bullying yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Bullying fisik: Memukul, mendorong, menendang, atau merusak barang milik orang lain.
Bullying verbal: Mengejek, menghina, mengancam, atau menyebarkan gosip.
Bullying relasional: Mengucilkan, memutus hubungan pertemanan, atau menjauhkan seseorang dari kelompok sosial.
Bullying digital (cyberbullying): Menghina atau mempermalukan seseorang melalui media sosial atau pesan daring.
Cara Mengatasi Stres Akibat Bullying
Berikut ini beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan remaja untuk mengelola stres saat mengalami bullying:
1. Bicara dengan Orang yang Dipercaya
Jangan memendam perasaan sendiri. Cari seseorang yang bisa dipercaya seperti sahabat, orangtua, guru, atau konselor sekolah. Curhat dan berbagi cerita bisa sangat membantu meringankan beban dan membuka jalan untuk mendapatkan bantuan yang tepat.
2. Dengarkan Musik Favorit
Musik bisa menjadi teman yang baik saat hati sedang gelisah. Mendengarkan lagu favorit dapat membantu melepaskan hormon dopamine yang membuat suasana hati jadi lebih baik. Musik juga terbukti bisa mengurangi kecemasan dan ketegangan emosional.
3. Lakukan Aktivitas atau Hobi Menyenangkan
Alihkan pikiran dengan melakukan hal yang kamu sukai, seperti melukis, bermain alat musik, membaca, menulis jurnal, atau mencoba hal baru seperti belajar bahasa asing. Hobi bisa menjadi pelarian sehat dari tekanan dan membantu memulihkan semangat.
4. Rajin Berolahraga
Berolahraga bisa membantu meredakan stres secara alami. Ketika bergerak, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang mampu memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres. Pilih olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, atau yoga.
5. Konsumsi Makanan Sehat
Nutrisi yang baik juga memengaruhi kesehatan mental. Makanan seperti buah beri, alpukat, ikan salmon, sayuran hijau, dan cokelat hitam bisa membantu menurunkan hormon stres dan meningkatkan hormon serotonin yang bikin mood lebih stabil.
6. Batasi Penggunaan Media Sosial
Media sosial bisa jadi pemicu stres tambahan, terutama saat sedang merasa tidak baik-baik saja. Cobalah kurangi screen time, dan alihkan waktu untuk aktivitas yang lebih bermanfaat seperti journaling, menggambar, atau berbicara langsung dengan orang sekitar.
7. Bangun Lingkungan Sosial yang Mendukung
Cari teman yang benar-benar peduli dan bisa dipercaya. Jangan hadapi bullying sendirian. Dikelilingi oleh orang-orang yang suportif bisa membuat kamu merasa lebih aman, diterima, dan dihargai. Jika perlu, jangan ragu untuk melapor kepada guru atau orang dewasa yang berwenang.
Penutup
Bullying bukanlah sesuatu yang sepele. Dampaknya bisa sangat besar terhadap kesehatan mental remaja. Namun, dengan dukungan dari lingkungan sekitar dan penerapan strategi coping stress yang tepat, setiap remaja bisa bangkit dan kembali percaya diri.
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami bullying, jangan ragu untuk mencari bantuan. Ingat, kamu tidak sendiri—selalu ada jalan keluar dan orang-orang yang peduli.
Refrence : Halodoc