Petai (Parkia speciosa) adalah tanaman polong-polongan yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ciri khas utamanya adalah aroma yang tajam dan rasa yang unik, membuatnya dicintai sekaligus dihindari oleh sebagian orang. Namun, di balik aromanya yang kuat, peta’i menyimpan berbagai nutrisi penting dan manfaat kesehatan yang menarik untuk dikenali.
Tak hanya dijadikan lalapan atau campuran masakan Nusantara, petai juga menjadi bahan penelitian karena potensi khasiatnya bagi tubuh. Ingin tahu lebih dalam? Yuk, simak kandungan gizinya, manfaat kesehatannya, hingga cara menyiasati baunya!
Kandungan Gizi Petai
Meski terlihat sederhana, petai mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain:
- Protein: Membantu regenerasi sel dan membentuk otot.
- Serat: Mendukung pencernaan dan mencegah sembelit.
- Vitamin: Seperti vitamin C (meningkatkan imunitas), vitamin A (menjaga kesehatan mata), dan vitamin B kompleks (mendukung metabolisme).
- Mineral: Terdapat zat besi, kalium, fosfor, dan kalsium untuk menunjang fungsi tubuh.
- Antioksidan: Senyawa seperti flavonoid dan fenolik yang melindungi tubuh dari radikal bebas.
Dengan kombinasi nutrisi tersebut, tak heran jika peta’i sering disebut sebagai “superfood lokal” yang kaya manfaat.

Manfaat Kesehatan Petai
Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah, berikut beberapa manfaat potensial dari konsumsi peta’i:
- Antioksidan Alami
Peta’i mengandung antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif. - Antibakteri
Senyawa bioaktif dalam peta’i memiliki sifat antibakteri, terutama terhadap bakteri penyebab masalah mulut dan gusi. - Menurunkan Gula Darah
Ekstrak biji peta’i terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan respons insulin, baik untuk penderita pradiabetes. - Meningkatkan Mood
Kandungan triptofan dalam peta’i dapat diubah menjadi serotonin, zat kimia di otak yang membantu memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres.
Meskipun begitu, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memperkuat manfaat-manfaat ini dalam skala medis dan dosis yang tepat.
Efek Samping Konsumsi Petai
Sebagai makanan yang tinggi senyawa tertentu, peta’i juga bisa menimbulkan beberapa efek samping, terutama jika dikonsumsi berlebihan:
- Asam Urat Tinggi: Kandungan purin dalam peta’i dapat memicu naiknya kadar asam urat pada penderita gout.
- Aroma Tajam pada Urine dan Nafas: Senyawa sulfur dalam peta’i membuat bau tubuh dan urine jadi menyengat.
- Beban Ginjal: Bagi penderita gangguan ginjal, konsumsi peta’i berlebihan sebaiknya dihindari karena dapat memperberat kerja ginjal.
Tips Mengolah dan Menikmati Petai
Tak perlu khawatir soal baunya! Berikut beberapa trik agar peta’i tetap nikmat disantap tanpa terlalu mengganggu:
- Rebus atau Bakar: Teknik memasak ini dapat mengurangi senyawa sulfur penyebab aroma.
- Campur dengan Makanan Lain: Menyantap peta’i bersama nasi, sayuran, atau sambal bisa menetralkan baunya.
- Minum Air Putih yang Cukup: Air membantu mengeluarkan senyawa bau melalui urinasi lebih cepat.
- Gunakan Bumbu Aromatik: Tumis peta’i dengan bawang putih, daun jeruk, atau lengkuas agar aroma menyengatnya tersamarkan.
Kesimpulan
Petai bukan sekadar sayuran dengan rasa dan bau yang khas, tapi juga menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan kandungan nutrisi yang lengkap, petai dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, menyeimbangkan kadar gula darah, hingga memperbaiki suasana hati.
Namun seperti halnya makanan lainnya, konsumsi peta’i tetap perlu diperhatikan, terutama bagi yang memiliki kondisi medis seperti asam urat atau gangguan ginjal. Jika ragu, konsultasikan lebih dulu ke dokter sebelum mengonsumsinya secara rutin.
Jadi, tak perlu ragu lagi menikmati petai—asal dalam jumlah yang wajar dan diolah dengan tepat, makanan lokal ini bisa jadi pilihan sehat dan lezat untuk keluarga di rumah.
Refernce : Halodoc
