Pernah merasa lapar padahal baru saja makan? Atau tiba-tiba ingin ngemil berlebihan saat sedang kesal atau sedih? Bisa jadi kamu mengalami stress eating, yaitu kebiasaan makan sebagai bentuk pelarian dari emosi negatif seperti stres, marah, cemas, bosan, sedih, hingga kesepian.
Situasi seperti tekanan pekerjaan, konflik pribadi, atau kejadian sehari-hari yang menjengkelkan dapat memicu stress eating tanpa disadari. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini bisa berdampak serius—mulai dari kenaikan berat badan hingga gangguan kesehatan jangka panjang.
Kabar baiknya, ada beberapa cara efektif untuk mencegah stress eating. Yuk, simak penjelasan berikut!
1. Kenali Pemicu Stres dan Emosi Negatif
Langkah awal adalah mengenali kapan dan kenapa kamu cenderung makan saat stres. Apakah kamu langsung mencari camilan saat merasa kesepian? Atau makan berlebihan ketika merasa gagal? Menyadari pola ini membuatmu bisa mengambil kendali lebih besar atas emosimu.
Coba buat jurnal harian singkat yang mencatat suasana hati dan keinginan makan. Dengan begitu, kamu bisa mulai memisahkan rasa lapar fisik dan lapar emosional.
2. Kelola Stres dengan Cara Sehat
Alih-alih melampiaskan emosi lewat makanan, temukan aktivitas lain yang bisa membantu menenangkan diri. Beberapa alternatif sehat yang bisa kamu coba:
Olahraga ringan, seperti jalan kaki atau stretching.
Mendengarkan musik favorit sambil bergerak bebas.
Curhat dengan teman yang bisa dipercaya.
Menulis jurnal harian atau gratitude journal.
Meditasi atau yoga untuk menenangkan pikiran.
Dengan mengganti kebiasaan makan dengan aktivitas yang lebih sehat, kamu bisa mengurangi kecenderungan stress eating secara bertahap.
3. Sediakan Camilan Sehat
Jika kamu tetap merasa perlu makan saat stres, pastikan camilan yang tersedia di rumah adalah pilihan sehat. Misalnya:
Buah segar atau potongan sayur
Kacang tanpa garam
Popcorn tanpa mentega
Yoghurt rendah lemak
Smoothie buatan sendiri
Mengganti camilan tinggi gula dan lemak dengan versi sehat dapat membantu mengurangi rasa bersalah setelah makan dan tetap menjaga asupan harian.
4. Cukupi Asupan Air Putih
Sering kali, tubuh salah mengartikan sinyal haus sebagai rasa lapar. Maka dari itu, pastikan kamu cukup minum air sepanjang hari.
Hidrasi yang cukup bukan hanya mencegah makan berlebihan, tapi juga berperan dalam menjaga suasana hati, konsentrasi, dan energi. Idealnya, minumlah air putih minimal 8 gelas sehari atau lebih jika kamu aktif bergerak.
5. Salurkan Emosi Lewat Tulisan
Stress eating erat kaitannya dengan emosi yang terpendam. Jika kamu tidak nyaman berbicara langsung dengan orang lain, cobalah menuangkan perasaan lewat tulisan.
Tidak perlu indah atau rapi. Tulis saja semua hal yang mengganggu pikiranmu di buku atau aplikasi catatan. Kegiatan ini bisa membantu kamu mengurai emosi dan mencegah ledakan keinginan makan yang tidak terkendali.
Kesimpulan
Stress eating adalah respons alami terhadap tekanan emosional, tapi bisa dikendalikan dengan cara yang sehat dan sadar. Mengenali pemicu, mengelola stres dengan bijak, dan mengganti kebiasaan makan dengan aktivitas positif dapat membantu kamu keluar dari siklus makan emosional.
Ingat, bukan berarti kamu tidak boleh menikmati makanan—yang penting adalah mindful eating. Dengarkan tubuhmu, bukan emosimu.
Refrence : Halodoc