Saraf kejepit, atau dalam istilah medis disebut hernia nukleus pulposus, adalah kondisi ketika saraf atau otot mendapat tekanan berlebih. Tekanan inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri hingga keterbatasan gerak. Kondisi ini paling sering terjadi di area tulang punggung bawah dan leher.
Meski sering disamakan dengan penyakit lain, saraf kejepit berbeda dengan Myasthenia Gravis, yang umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun. Saraf kejepit lebih terkait dengan posisi tubuh, cedera, atau tekanan fisik.
Saat saraf terhimpit, otak mengirim sinyal berupa rasa sakit di area yang terkena. Bila tidak segera ditangani, kerusakan bisa bertambah parah. Karena itu, penting mengenali ciri-ciri saraf kejepit sejak awal.
1. Rasa Nyeri Intens Disertai Sensasi Terbakar
Nyeri biasanya muncul di area tertentu, seperti leher, punggung bawah, atau lengan. Sensasi terbakar kadang menyertai rasa sakit.
Cara mengatasinya:
- Istirahat cukup agar tubuh memproduksi protein untuk memperbaiki sel yang rusak.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri bebas atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sesuai anjuran.
- Jika nyeri berhubungan dengan penyakit lain, pengobatan harus sesuai arahan dokter.
2. Mati Rasa, Kebas, atau Penurunan Kepekaan
Saraf yang terjepit dapat mengganggu sinyal ke otak, sehingga muncul sensasi mati rasa atau kebas. Postur tubuh yang buruk sering menjadi penyebab utamanya.
Cara mengatasinya:

- Perbaiki postur saat duduk atau bekerja. Gunakan kursi ergonomis serta letakkan monitor sejajar dengan mata.
- Gunakan meja kerja berdiri (standing desk) untuk menjaga fleksibilitas tulang belakang.
- Hindari duduk terlalu lama tanpa peregangan.
3. Kesemutan atau Sensasi Tertusuk Jarum
Gejala lain adalah kesemutan yang terasa seperti ditusuk banyak jarum, terutama di tangan atau kaki.
Cara mengatasinya:
- Kompres hangat area yang terkena selama 5–7 menit untuk memperlancar aliran darah.
- Ulangi 2–3 kali sehari agar sirkulasi lebih optimal dan saraf bisa pulih.
4. Ketegangan hingga Sulit Bergerak
Tekanan berlebih dapat menyebabkan kekakuan pada otot, sehingga tangan atau kaki sulit digerakkan.
Cara mengatasinya:
- Lakukan peregangan ringan atau yoga untuk mengurangi tekanan pada saraf.
- Hindari peregangan terlalu dalam yang justru bisa memperparah kondisi.
- Jika nyeri bertambah, hentikan aktivitas dan segera konsultasi ke dokter saraf.
Pencegahan Saraf Kejepit
Kabar baiknya, saraf kejepit bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan postur tubuh yang benar. Berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Duduk dengan punggung tegak dan kaki menapak lantai.
- Lakukan peregangan otot rutin, misalnya yoga atau pilates.
- Olahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh.
- Hindari mengangkat beban berlebihan.
- Atur posisi tubuh saat bekerja agar tidak terlalu membungkuk.
- Kontrol berat badan untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang.
- Batasi gerakan repetitif yang membebani sendi atau otot.
- Tidur cukup untuk memulihkan kondisi tubuh.
Kesimpulan
Saraf kejepit adalah gangguan umum yang bisa menimbulkan rasa nyeri, kebas, hingga kesulitan bergerak. Dengan mengenali ciri-cirinya sejak dini, melakukan perawatan sederhana, dan menjaga kebiasaan hidup sehat, kondisi ini bisa dikendalikan.
Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ingat, pencegahan lebih baik daripada mengobati—mulailah dari menjaga postur tubuh yang baik dan rutin berolahraga.
Refrence : Halodoc
