Site icon The Lady Log

4 Ciri Saraf Kejepit dan Cara Mengatasinya

Saraf kejepit, atau dalam istilah medis disebut hernia nukleus pulposus, adalah kondisi ketika saraf atau otot mendapat tekanan berlebih. Tekanan inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri hingga keterbatasan gerak. Kondisi ini paling sering terjadi di area tulang punggung bawah dan leher.

Meski sering disamakan dengan penyakit lain, saraf kejepit berbeda dengan Myasthenia Gravis, yang umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun. Saraf kejepit lebih terkait dengan posisi tubuh, cedera, atau tekanan fisik.

Saat saraf terhimpit, otak mengirim sinyal berupa rasa sakit di area yang terkena. Bila tidak segera ditangani, kerusakan bisa bertambah parah. Karena itu, penting mengenali ciri-ciri saraf kejepit sejak awal.


1. Rasa Nyeri Intens Disertai Sensasi Terbakar

Nyeri biasanya muncul di area tertentu, seperti leher, punggung bawah, atau lengan. Sensasi terbakar kadang menyertai rasa sakit.
Cara mengatasinya:


2. Mati Rasa, Kebas, atau Penurunan Kepekaan

Saraf yang terjepit dapat mengganggu sinyal ke otak, sehingga muncul sensasi mati rasa atau kebas. Postur tubuh yang buruk sering menjadi penyebab utamanya.
Cara mengatasinya:


3. Kesemutan atau Sensasi Tertusuk Jarum

Gejala lain adalah kesemutan yang terasa seperti ditusuk banyak jarum, terutama di tangan atau kaki.
Cara mengatasinya:


4. Ketegangan hingga Sulit Bergerak

Tekanan berlebih dapat menyebabkan kekakuan pada otot, sehingga tangan atau kaki sulit digerakkan.
Cara mengatasinya:


Pencegahan Saraf Kejepit

Kabar baiknya, saraf kejepit bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan postur tubuh yang benar. Berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:


Kesimpulan

Saraf kejepit adalah gangguan umum yang bisa menimbulkan rasa nyeri, kebas, hingga kesulitan bergerak. Dengan mengenali ciri-cirinya sejak dini, melakukan perawatan sederhana, dan menjaga kebiasaan hidup sehat, kondisi ini bisa dikendalikan.

Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ingat, pencegahan lebih baik daripada mengobati—mulailah dari menjaga postur tubuh yang baik dan rutin berolahraga.

Refrence : Halodoc

Exit mobile version